SELAMAT DATANG DI SITUS YAYASAN ARRAFIIYAH - MEDIA SILATURAHMI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGGAPAI RIDHO ILAHI

Selasa, 03 Agustus 2010

KEPEMIMPINAN SEORANG KEPALA SEKOLAH


oleh H. Akbar
Ketua Yayasan Arrafiiyah

Menjadi seorang Kepala Sekolah tidaklah cukup hanya berbekal IQ yang bagus, tetapi Kepala Sekolah harus dibekali tentang kepemimpinan, dengan demikian pada saat melaksanakan tugas harus berjalan sesuai Program, Visi, dan Misi sekolahnya. Kepemimpinan seorang Kepala Sekolah sangat berpengaruh di dalam suasana kerja, komunikasi, dan motivasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan ( Visi, Misi ). Sekolah akan berjalan efektif dan efesien, dan mempunyai kualitas bila dipimpin seorang Kepala Seklah yang mempunyai kepemimpinan yang baik juga.

Wahjosumidjo ( 1999 : 17 ) mengatakan kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah : sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain., pola interaksi, hubungan kerjasama antarperan, kedudukan satu jabatan administratif, dan persepsi dan lain-lain legitimasi pengaruh. Dari apa yang dipaparkan oleh Wahjosumidjo sangat jelas kepemimpinan mempunyai perilaku pribadi yang artinya Kepala Sekolah dapat menjadi panutan terhadap rekan guru dan tenaga administratifnya. Perilaku pribadi yang lain adalah tentang kejujuran ( Transparansi ). Transparansi adalah suatu kekuatan yang sangat besar pengaruhnya terhadap bawahannya. Transparansi membawa suasana yang kondusif, sehimgga setiap orang tidak lagi berasumsi kea rah yang negatip. Dari pengalaman penulis ketransparansian membawa suasana yang sangat kondusif, di mana setiap orang saling percaya. Tentu suasana seperti inilah yang membuat orang kerasan terhadap tugasnya. Transparansi inilah menciptakan hubungan kerjasama antarperan. Suasana-suasana seperti ini memudahkan seorang Kepala Sekolah untuk memberikan pola-pola interaksi terhadap bawahannya. Proses kerja-sama antarindividu tersebut diatur dan dipelihara sedemikian rupa, sehingga diperoleh tindakan sama dalam rangka pencapaian tujuan bersama. Pengaturan dan pemeliharaan tata hubungan antarindividu yang demikian, memrlukan adanya pihak yang berwewenang mengatur dan ada pula pihak yang mau diatur.

Apa yang dituliskan oleh Wahjosumidjo sejalan dengan Thomas Gordon (1986 : 8 ) mengatakan …sang pemimpin memberlakukan orang lain denga baik, sementara memberikan motivasi agar mereka menunjukkan performans yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Memberlakukan orang lain denga baik juga termasuk perilaku pribadi. Tentu setiap sekolah mempunyai harapan agar out put sekolah mempunyai kualitas yang dapat dibanggakan di tengah-tengah masyarakat. Out put tersebut dapat tercipta bila setiap orang mempunyai performans yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Sebagai pemimpin pendidikan, seorang Kepala Sekolah harus mampu membawa segenap rekan guru dan tenaga administrative lain sebagai rekan kerja.Dengan maksud agar guru mau mencapai tujuan sekolah yang bagi rekan guru dicapai melalui suatu mata pelajaran yang diampunya. Dengan kata lain seorang Kepala Sekolah harus berusaha mempengaruhi segenap rekan guru dan tenaga administratif lain agar mereka bersedia bertindak untuk mengembangkan kemampuannya lebih banyak dalam usaha mencapai tujuan sekolah.. Di samping itu seorang Kepala Sekolah juga harus mampu menolong para rekan kerjanya mencapai tujuan sekolah , memberi kesempatan kepada mereka untuk saling berbagi pengalaman sebelum menetapkan tujuan sekolah. Selain itu ia harus mampu mengembangkan rekan kerja dalam mengambil keputusan dan rela mengkader calon penggantinya.

Agar kegiatan ini dapat dialkasanakan denga hasil yang optimal, maka seorang Kepala Sekolah perlu melengkapi dirinya dalam masalah kepemimpinan, sehingga kualitas kepemimpinan semakin dapat diandalkan dan dinikmati oleh seluruh rekan kerjanya dan sekolah.

Timbul pertanyaan bagaimana sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah yang tanpa kepemimpinan ? Onong Uchjana Effendi ( 1992 : 2 ) mengatakan Kepemimpinan sebagai focus dari suatu proses kelompok ; Kepemimpinan sebagai pelaksanaan mempengaruhi ; Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan . Dari keterangan ini jelas sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Guru /Karuyawan berjalan tanpa ada suatu proses atau dengan kata lain Guru ? Karyawan berjalan sendiri-sendiri menurut seleranya masing-masing. Kepala Sekolah juga harus dapat membuat struktur sekolah agar jelas antara tugas, koordinasi, dan jalur komandonya. Sementara sekolah harus mempunyai arah dan tujuan, tentu ini harus dikelola dengan seni kepemimpinan. Dari jawaban ini jelas suatu sekolah harus dipimpin seorang Kepala Sekolah yang mempunyai pengetahuan tentang kepemimpinan.

Menurut Rudi Lack ( 2004 : 14 ) Pemimpin melatih kesabaran. Seorang Kepala Sekolah yang tergesa-gesa , gugup dan cepat marah,yang bertindak menurut dorongan hatinya , bukanlah pemimpin yang baik. Kepala Sekolah tidak boleh gegabah , sehingga kesalahan yang ia perbuat pasti akan lebih sedikit. Menimbang pro-kontranya harus menjadi bagian pola berpikir seorang pemimpin.

Dalam kepemimpinannya sebagai seorang Kepala Sekolah harus memiliki kemauan yang kuat, pantang mundur untuk mempenagruhi, menggerakkan bahkan membujuk. Dengan maksud agar mereka mau, rela, dan bersedia secara ihklas mengembangkan kemampuannya secara optimal demi pencapaian tujuan sekolah. Hal ini ditunjukkan dalam dirinya sendiri yang secara ihklas bekerja dalam usaha pencapaian tujuan sekolah, yang dirasakan sebagai miliknya, sehingga dirinya dapat memilki kemauan yang demikian dan rela bekerja keras berkat adanya komitmen moral yang tinggi dan visi yang jelas serta kepribadian yang utuh.

Seorang Kepala Sekolah harus mampu mengubah yang cenderung penuh konflik menjadi perubahan yang menyehatkan dan menyejahterakan . Hal ini dapat dilkasanakan oleh Kepala Sekolah memiliki komitmen moral, pandangan luas, jauh ke depan dan visioner. Karena visi itu akan membuat seorang Kepala Sekolah dapat menempatkan dirinya secara tepat dan mampu mencapai apa yang dapat dicapai oleh pihak lain tanpa perlu harus mengorbankan misi dan keunggulan yang menjadi cirri khasnya.

Perubahan-perubahan yang cenderung penuh konflik selain dapat berasal dari luar sekolah, dapat juga berasal dari dalam sekolah sendiri. Menurut Kepal Sekolah , perubahan yang berasal dari dalam sekolah sendiri terjadi karena masih ada perubahan antara yang kini dengan yang diharapkan. Untuk mencari cara baru yang dapat meningkatkan efektifitas da efesiensi kerja sekolah, maka seorang Kepala Sekolah sebagai pembaharu demi masa depan sekolah perlu memahami berbagai hal tentang pembaharuan. Berbagai hal tentang pembaharuan yang dimaskud antara lain sumber-sumber pembahruan, strategi, pembaharuan, kendala-kendala yang mungkin timbul dan langkah-langkah pembaharuan yang harus ditempuh.

Dalam kepemimpinan seorang Kepala Sekolah , harus tahu bagaimana mengkomunikasikan sebuah informasi, kebijakan, aturan, atau semacamnya kepada rekan guru dan tenaga administratif sekolah. Bagi seorang Kepala Sekolah unsu terakhir dari proses komunikasi tersebut yakni “ efek “ harus merupakan factor yang selalu mendapat perhatian.

Kepala Sekolah senantiasa harus bertanya apakah ada efeknya dan sejauh mana efek dari kegiatan komunikasi itu. Sukses atau tidaknya komunikasi tergantung pada efek dari kegiatan komunikasinya. Sudah tentu tergantung pada apa yang ia komunikasikan dan bagaimana ia mengkomunikasikannya.

KESIMPULAN.

Demikian paparan beberpa hal tentang kepemimpinan seorang Kepala Sekolah, tentang bagaimana mempengaruhi bawahannya, mengkomunikasikan informasi yang tepat, transparansi, membantu bawahan untuk mencapai tujuan sekolah.
Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan calon Kepala Sekolah, untuk nantinya memimpin suatu sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar